Diklat Kerjasama Balai Diklat Keagamaan Denpasar dan MAN Alor
MAN Alor (Inmas). Dalam rangka menyiapkan guru professional dan berkualitas dalam bidangnya, MAN Alor membuka kerjasama dengan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Denpasar dalam melaksanakan Diklat Kerjasama. Pelaksanaan diklat diawali dengan penandatangan MOU antara Kepala BDK Denpasar, dalam hal ini diwakili oleh Kepala Seksi Diklat Teknis BDK Denpasar, Ahmad Zaeni, S.Ag, MAB., dan kepala MAN Alor Israfil Iho, S.Pd., di Aula MAN Alor, senin (30/7/2018).
Mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Alor, Kepala Seksi Pendidikan Islam, Jakaria Jaka, S.Pd., mengajak seluruh peserta diklat agar serius dalam mengikuti kegiatan ini. Setiap materi yang disajikan oleh para Widyaiswara kiranya dapat diserap dengan baik sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.
Kegiatan Diklat Kerjasama yang diikuti oleh 58 guru mata pelajaran ini menghadirkan dua Widyaiswara senior dari BDK Denpasar, yaitu Drs. H. Sugeng Sudarsono, M.Pd dan Haris Budi Santoso, S.Pd, M.Pd., serta satu Panitia Diklat, Abdul Hadi, SH., S.IPI.
Dalam arahannya Kepala BDK Denpasar yang diwakili oleh Ahmad Zaeni, S.Ag., MAB., menggambarkan betapa pentingnya peranan guru bagi kemajuan bangsa. Guru yang hebat akan menciptakan siswa yang hebat. Hadi menyampaikan bahwa kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi informatika akan dapat menggantikan beberapa profesi dalam kehidupan sehari-hari, namun hal itu tidak akan terjadi pada profesi guru. Mengapa..? karena guru berperan untuk memanusiakan manusia, guru tidak saja menyiapkan manusia dari sisi kecerdasan intelektual (IQ) namun lebih dari itu guru pun menyiapkan rohani manusia, kecerdasan manusia secara emosional (EQ) dan religious (SQ).
Dikesempatan yang sama Hadi mengutip nasihat KH. Imam Zarkasih (Pendiri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor) yang selalu diamanatan kepada para Asatidznya bahwa “Metode lebih penting dari pada materi (pembelajaran), guru lebih penting dari pada metode tersebut, namun jiwa guru lebih penting dari guru itu sendiri”. Hal ini mengisyaratkan kepada kita bahwa ketulusan dan keterpanggilan jiwa seseorang untuk menjadi guru merupakan kunci utama dalam menciptakan bangsa yang berkualitas, guru yang hadir karena keikhlasannya akan mampu menciptakan para muridnya menjadi orang-orang hebat, sebaliknya guru tanpa panggilan jiwa justeru akan menciptakan muridnya menjadi anak-anak yang tertinggal, rasa minder dan tidak percaya diri akan menyelimuti kehidupan mereka dimasa-masa mendatang.
Kegiatan Diklat Kerjasama yang dilaksanakan selama 4 hari ini akan diisi dengan materi utama Model-model Pembelajaran. Harapannya selepas kegiatan ini guru-guru mampu menciptakan suasana pembelajaran dengan model-model yang lebih menarik dan menyenangkan bagi para siswa, sehingga apa yang disampaikan dapat diserap dengan baik dan menjadi modal dasar bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang selanjutnya.***(Hadi Kammis)
This slideshow requires JavaScript.